Sabtu, 11 Mei 2013 0 komentar

Curcol III


.. ( '_')

.. aku cuma seorang cewek berhati lemah.

.. di sekolah, aku nggak sepandai teman-teman yang lain. Aku seringkali mencontek hasil pekerjaan tulis mereka, terutama Matematika, Pelayanan Prima, IPA dan Kewirausahaan. Aku terlalu malas untuk mengerjakan tugas-tugas itu, apalagi membaca untuk menemukan jawabannya.

.. di kelas, aku nggak sebaik teman-teman yang lain. Aku seringkali berkata kasar pada mereka, dan terkadang kontak fisik yang kuberikan justru menyakiti mereka. Aku memang nggak punya bakat untuk jadi popular, yah.

.. aku selalu merasa kalo aku itu nggak dibutuhkan, samasekali nggak di inginkan. Aku emang deket sama beberapa dari mereka, dan mereka selalu nempel ke aku.

.. entah kenapa, saat aku bersama dengan mereka, aku selalu merasa dipermainkan. Selalu merasa sendirian, walaupun mereka berani mengaku adalah temanku.

.. dan aku sendiri, cuma bisa berusaha tertawa dan menerima kenyataan begitu saja.

.. fuh.. ( ‘-‘)

.. beberapa bulan ini, banyak yang terjadi di X Pemasaran 1. Mereka yang menganggap diri mereka sebagai teman-temanku: Apri, Lina, Diah, Nimas, Desi dan Yanti. Bersama denganku, jadi tujuh anak. Tapi memang, fase kehidupanku kali ini nggak selurus apa yang ku bayangkan.

.. aku merasa terikat oleh sesuatu, dimana aku perlahan tak bisa merasakan kebebasan yang dulu selalu ku pegang. Kemana pun aku pergi, apapun yang ingin ku lakukan, semuanya seperti sudah di tentukan.

.. secara gampangnya, aku merasa kayak ‘boneka’.

.. ini tidak benar. Bukan seperti ini ‘persahabatan’ yang aku inginkan, apalagi yang aku butuhkan! Ini lebih mirip seperti diperalat untuk suatu tujuan yang aku sendiri nggak tahu.

.. aku, Yanti, Nimas dan Diah adalah tipe pemberontak. Kami nggak mudah menuruti perintah yang lain gitu aja. Tapi, harus ku akui, Yanti adalah yang paling keras. Sekali sesuatu itu nggak sejalan dengan kehendaknya, dia akan mencari cara untuk membuatnya sejalan. Nimas terkadang hanya menghela napas dan menerima dengan berat hati, dan Diah, kurasa dia berusaha untuk tetap berada di satu pihak. Well..

.. dan aku, aku akan mencoba negosiasi. Bagaimanapun aku tau aku nggak boleh mengedepankan ego. Tapi tentu saja, ada kalanya saat aku dengan terang-terangan menolak. Jika sudah begitu, aku akan menjauh dan melarikan diri.

.. mereka nggak perlu tau apapun tentangku. Mereka nggak berhak
mempertanyakan keputusanku.

.. kebebasan yang aku maksudkan, seperti sewaktu SD dan SMP dulu, dimana aku selalu melakukan semuanya sendiri. Mengerjakan tugas-tugas sendiri, mengatur peralatanku sendiri, pergi ke kantin sendiri, bahkan mengurus surat-surat dokumen data sendiri.

.. walaupun hal itu lebih mirip di asingkan dan di telantarkan melebihi apapun.

.. sepertinya hal itu sudah ku lakukan hampir 10 tahun terakhir.. jika dikalikan dengan 365/2 hari.. berarti ada sekitar 3600+ hari di fase kehidupan itu. 3600+ hari itu, rasanya sudah tak bisa ku ingat lagi.

.. mungkin karena memang nggak ada kenangan bagus buat di ingat, yeah?

.. ( ‘_’)
0 komentar

Curcol II

Sabtu, 11 Mei 2013

Pagi ini aku menatap ke arah langit, hanya untuk melihat sekumpulan awan mendung menutupi cahaya mentari yang datang. Meninggalkan hati ini dari cerah nya kehangatan sekitar.
Entah kenapa, aku suka dengan mendung.
Menurutku, dia menutupi panasnya cuaca kota Surabaya yang terik, dan terkadang menggantinya dengan dingin nya hujan yang membasahi bumi. Tapi walaupun begitu, ada kalanya aku membenci mendung. Karena dia menghalangi sinyal ponsel yang biasa aku pakai untuk mengakses internet.
Dan lagi, andaikan hujan dia turunkan, tak jarang yang namanya guntur, kilat dan halilintar datang menggemparkan suasana, membuatku ketakutan.

Tapi aku berpikir, kalau mendung yang menutupi langit itu, juga menutupi diriku. Yeah, aku yang penakut dan pengecut, selalu kabur dan sembunyi dari masalah.
Aku hanya berharap, suatu saat nanti, akan ada seseorang yang akan menyingkirkan sekumpulan awan itu dari atas sana..
Seseorang yang akan memperlihatkan bukti nyata padaku, kalau ada langit yang lebih indah dari mendung.

.....

(-_-) eh..?

What the---??!!
WAIT JUST FOR A DANG MINUTE---!!!!
Sejak kapan aku jadi puitis begini??!!
Apa ini karena aku terlalu banyak membaca status galau dari fb Nanik dan Mbak Dhoi---??!!

....

.... ( '-') sigh..

Biarkan hanya Allah saja yang tahu apa yang kurasakan sekarang ini.
Aku sebenarnya nggak tahu apa yang tengah kurasakan.
Rasanya aku seperti tersesat dan kebingungan oleh tingkahku sendiri sewaktu aku berpapasan dengan orang itu.

Di saat aku berpapasan dengan orang itu, (guh!) rasanya aku ingin segera pergi sejauh mungkin dari hadapannya.
Tapi nggak tau kenapa...
Di saat aku nggak melihat dia, rasanya perasaaan ini sungguh... aneh? :/

...apa aku mulai sinting?
Jumat, 10 Mei 2013 0 komentar

Direct + Indirect Speech



Contoh Kalimat langsung dan tidak langsung
Direct speech :
Paul said : ‘I am busyPaul berkata : ‘saya sibuk
Jane asked me : ‘Open the doorJane memohon kepada saya : ‘Buka pintu itu
Steven asked me : ‘What are you doing ?Steven bertanya : ‘apa yang sedang kamu lakukan ?
Liza told me :’Read carefullyLiza menyuruh saya : ‘Bacalah dengan cermat

Indirect speech :
Paul said that he was illPaul berkata bahwa dia sakit
Jene asked me to open the doorJane memohon kepada saya untuk membuka pintu
Steven asked me what I was doingSteven bertanya apa yang sedang saya lakukan
Liza told me to read carefullyLiza menyuruh saya membaca dengan cermat


Direct speech  menjadi  Indirect speech :
Direct speechIndirect speech
John needs helpEdward says that John needs help
Edward just told me that John needs help
Edward will tell you that John needs help
David says : ‘I like music’David says that he likes music
Our teacher says : ‘you should learn well’Our teacher says that we should learn well
Bob said : ‘Peter is at home’Bob said that Peter was at home
Jack said : ‘My mother is ill’Jack said that his mother was ill
Sonia said : ‘My sister is sleeping’Sonia said that her sister was sleeping
Anne said : ‘They are reading’Anne said that they were raeding
Helen said : ‘I want to buy an umbrella’Helen said that she wanted to buy an umbrella
Frank said : ‘Jane will go to the beach’Frank said that Jane would go to the beach
Simon said : ‘I will call you’Simon said that he would call me
Laura said : ‘I have eaten a banana’Laura said that she had eaten a banana
Vivian said : ‘Peter wrote a letter’Vivian said that Peter had written a letter
Jim said to Jane :‘What are you reading?’Jim asked Jane what she was reading
Susan said to Bill:‘Where are you going?’Susan asked Bill where he was going
Eddy said to me : ‘Where is your pen ?’Eddy asked me where my pen was
Lucy said to me : ‘Why doyou hate rats?’Lucy asked me why I hated rats
Bob asked me : ‘Is your sister married ?’Bob asked me if (whether) my sister was married
Gina asked me : ‘Are you all right ?’Gina asked me if (whether) I was all right
Peter asked me : ‘Can you help me ?’Peter asked me if (whether) I could help him
Betty asked me : ‘Do you want to drink?’Betty asked me if (whether) I wanted to drink
Open the door, pleaseHe asked me to open the door
Can you give me some money, Paul ?I asked Paul if he could give me some money
Do you understand, Susan ?I asked Susan if she understood
George told me : ‘Move quickly’George told me to move quickly

Source : English Course!
0 komentar

Will or Would? Shall or Should?


  1. Shall = Should
  2. Misalnya :
    I will go to school tomorrow, artinya Saya akan pergi ke sekolah besok (will, juga bisa sebagai kata yang pasti).

    Tapi, kalo
     shall :
    I shall go to school tomorrow, artinya Saya hendak pergi ke sekolah besok.(Shall, juga bisa sebagai kata yang belum pasti tapi diusahakan untuk pasti, kalo orang muslim sih biasanya ngomong إنشا الله (dibaca: insha allah)).

  1. Penggunaan will dan shall
  2. 1. Will dan Shall digunakan untuk British English, Shall digunakan untuk subject I, You, We, They, sedangkan Will digunakan untuk subject He, She, It.
    2. Sedangkan American English semua subjeknya (I, You, We, They, He, She, It) hanya menggunakan Will.

  3. Would, should, dan could
  4. Would, should, dan could adalah sama-sama bentuk lampau. Sama-sama untuk permohonan, atau definitif nya adalah "asking someone politely".

    'Would' bentuk lampau dari 'Will'. 'Would' biasa digunakan untuk melakukan permohonan secara halus,
    "Would you like to come to my house ?" (artinya: Apakah kamu ingin datang ke rumahku ?).
    Pada contoh yang lebih sopan dapat menggunakan,
    "Would you mind coming to my house ?" (artinya: Maukah kamu datang ke rumahku ?)

    'Should' adalah bentuk lampau dari 'Shall', namun dengan penggunaan berbeda. Maknanya adalah seharusnya. 'Shall' beda penggunaan dengan 'should'.
    "Shall we start now?", menjadi kalimat contoh yang bukan menyatakan pertanyaan, tetapi lebih cenderung perintah untuk Bisakah kita mulai sekarang (!), ingat bukan (?).
    Penggunaan 'Shall' selalu identik untuk digunakan bersamaan dengan 'We', memang aturannya 'Shall' hanya dipakai untuk 'We' saja, bukan 'You', dan sebagainya.

    Untuk 'You' dengan konteks kalimat yang sama, 'Shall' dapat digantikan dengan 'Would', 'Will', dan 'Can', sehingga dapat menjadi "Would you start now ?".
    Sekali lagi, meski diakhiri tanda tanya, bukan berarti pertanyaan melainkan seperti kalimat ajakan.

  5. Kalimat Ajakan
  6. Contohnya :
    1. Shall we start now ?
    2. Will we start now?

    Beda dari keduanya adalah, bahwa penggunaan shall lebih halus (sopan).
    Penggunaan will seperti di atas, hanya umum digunakan untuk pembicaraan antar teman saja.

Source » Beno
 
;